Batuan
Beku
Warna Batuan
berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun
atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit.
berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet diman
jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan
mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
Struktur Batuan - kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang berbeda
Masif : bila batuan
pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
Jointing : bila batuan tampak
seperti mempunyai retakan-retakan.
Vesikular : dicirikandengan
adanya lubang-lubang gas,
Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling
berhubungan.
Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun
lubang gas.
Amigdaloidal :
bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.
Tekstur Batuan - kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya
Tingkat kristalisasi
·
Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk
kristal-kristal.
·
Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa mineral
gelas.
·
Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
Ukuran kristal
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.
Ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.
Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi
menjadi beberapa macam yaitu:
Equigranulritas - ukuran kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2:
·
Fenerik Granular
ukuran kristal
masih bisa dibedakan dengan mata telanjang
·
Afinitik
ukuran kristal tidak
dapat dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat
halus.
Inequigranular -
ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat dibagi lagi menjadi :
·
Faneroporfiritik - kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil
dan dapat dikenali dengan mata telanjang
·
Porfiroafinitik - fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat dikenali
dengan mata telanjang.
·
Gelasan (glassy) Batuan
beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.
Bentuk
Butir
·
Euhedral, bentuk
kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna.
·
Subhedral,bentuk
kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang
sempurna.
·
Anhedral, berbentuk
kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna.
Komposisi Mineral
1.
Kelompok Granit –Riolit
dari magma yang bersifat asam, tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na,
kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
2.
Kelompok Diorit – Andesit
dari magma yang bersifat intermediet, tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen
dan kuarsa biotit, orthoklas dalam jumlah kecil
3.
Kelompok Gabro – Basalt
dari magma yang bersifat
basa, tersusun atas mineral-mineral olivine, plaglioklas Ca, piroksen
dan hornblende.
4.
Kelompok Ultra Basa
Tersusun oleh olivin dan piroksen. Mineral lain yang mungkin
adalah plagliokals Ca dalam jumlah
kecil.
Derajat Kristalisasi
·
Holokristalin
keseluruhan
mineral yang membentuk kristal,
hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan
terbentuknya mineral – mineral dengan bentuk kristal yang relatif
sempurna.
·
Hipokristalin
sebagian
mineral kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama
namun masih memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang
kurang.
·
Holohyalin
keseluruhannya
berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa
proses kristalisasi magma berlangsung relatif
singkat sehingga tidak memungkinkan pembentukan mineral – mineral dengan
bentuk yang sempurna.
Sifat Batuan
Asam (Felsik)
berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas
mineral-mineral felsik.
Intermediet
berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan
mafiknya hampir sama banyak.
Basa (Mafik)
berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan
adalah mineral-mineral mafik.
Ultrabasa (Ultramafik )
berwarna kehijauan dan berwarna hitam pekat dimna
tersusun oleh mineral – mineral mafic seperti olivin.
Batuan
Sedimen
Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan
sedimen yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada.
Komposisi
Penyusun Utamanya, batuan sedimen klastika (bertekstur
klastika) dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Batuan sedimen silisiklastika, adalah
batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan
felspar.
2. Batuan sedimen klastika gunungapi adalah
batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan
gunungapi (kaca, kristal dan atau litik), dan
3. Batuan sedimen klastika karbonat, atau
batugamping klastika adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun
utamanya adalah material karbonat (kalsit).
Kekompakan
Proses pemadatan dan pengompakan, dari
bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen disebut diagenesa.
3 macam diagenesa, yaitu :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada
sedimen di bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu
sedimen mengalami penguburan semakin
dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat
batuan sedimen tersingkap kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan
erosi.
Derajat Kekompakan
1. Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau
sedimen)
2. Padu (indurated), pada tingkat ini
konsolidasi material terjadi pada kondisi kering, tetapi akan terurai bila
dimasukkan ke dalam air.
3. Agak kompak (padat), pada tingkat ini
masih ada butiran/fragmen yang dapat dilepas dengan tangan atau kuku.
4. Kompak (keras), butiran tidak dapat
dilepas dengan tangan/kuku.
5. Sangat kompak (sangat keras, biasanya
sudah mengalami rekristalisasi).
Kebundaran
1. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)
2. Meruncing (menyudut) (angular)
3. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
4. Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
5. Membundar (membulat (rounded), dan
6. Sangat membundar (membulat) (well-rounded).
Ukuran Butir
Ukuran butir (mm)
|
Nama Butiran
|
Nama batuan
|
Æ > 256
|
Boulder / block (bongkah)
|
Breksi
|
64 – 256
|
Cobble (kerakal)
|
(bentuk / kebundaran butiran
meruncing)
|
4 – 64
|
Pebble
|
Konglomerat
|
2 – 4
|
Granule (kerikil)
|
(bentuk / kebundaran butiran
membulat)
|
1/16 – 2
|
Sand (pasir)
|
Batupasir
|
1/16 – 1/256
|
Silt (lanau)
|
Batulanau
|
Æ < 1/256
|
Clay (lempung)
|
Batulempung
|
Kemas atau Fabrik
1. Kemas tertutup, bila
butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau bersinggungan
atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast
supported). Apabila ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil),
maka disebut bimodal clast supported. Tetapi bila ukuran
butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.
2. Kemas terbuka, bila
butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya terdapat material
yang lebih halus yang disebut matrik (matrix
supported).
Sortasi
Struktur Sedimen
1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :
a. Struktur perlapisan (planar atau
stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.
b. Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination).
c. Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)
ü Normal, jika butiran besar di bawah dan
ke atas semakin halus.
ü Terbalik (inverse), jika butiran halus di
bawah dan ke atas semakin kasar.
2. Struktur permukaan (surface features) :
a. Ripples (gelembur gelombang
atau current ripple marks)
b. Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals)
c. Cetakan jejak binatang
melata (tracks and trails of crowling
animals)
d. Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)
e. Gumuk pasir (dunes, antidunes)
3. Struktur erosi (erosional sedimentary
structures)
a. Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)
b. Impact marks (bekas
tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)
c. Saluran dan cekungan gerusan
(channels and scours)
d. Cekungan gerusan dan
pengisian (scours & fills)
Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai
hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu)
Batuan
Metamorf
Tingkat Malihannya
(1) metamorfisme tingkat rendah (low-grade
metamorphism) - jejak kenampakan batuan asal masih bisa diamati dan penamaannya
menggunakan awalan meta (-sedimen, -beku)
(2) metamorfisme tingkat tinggi (high-grade
metamorphism) - jejak batuan asal sudah tidak nampak, malihan tertinggi
membentuk migmatit (batuan yang sebagian bertekstur malihan dan sebagian lagi bertekstur
beku atau igneous).
Penyebabnya
(1)
Metamorfisme kontak/ termal, pengaruh T dominan; pada zona kontak atau sentuhan
langsung dengan tubuh magma (intrusi) dengan lebar antara 2 – 3 km
(2) Metamorfisme dinamo/
kataklastik/dislokasi/kinematik, pengaruh P dominan; pada daerah sesar besar/
utama yaitu pada lokasi dimana masa batuan tersebut mengalami penggerusan.
(3) Metamorfisme regional, terpengaruh P &
T, serta daerah luas. pada kulit bumi
bagian dalam dan lebih intensif bilamana diikuti juga oleh orogenesa
Struktur
Foliasi
a. Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan
penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding
mineral butiran.
b. Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan
penjajaran mineral granular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak
dibanding mineral pipih.
c. Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur
skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).
d. Struktur Phylitic: sama dengan struktur
slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.
Non
Foliasi
a. Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan
butiran-butiran mineral relatif seragam.
b. Struktur Kataklastik: struktur yang
memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan asal.
c. Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan
liniasi oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran
mineralnya halus.
d. Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan
liniasi dari belahan permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya
lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.
e. Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur
batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.
f. Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya
lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar dalam masa dasar yang lebih
halus.
g. Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya
butirannya mempunyai ukuran beragam.
h. Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan
adanya mineral yang berbentuk jarus atau fibrous.
Tekstur
Kristaloblastik
Tekstur batuan metamorf yang dicirikan
dengan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan
kenampakan yang sama sekali baru. Dalam penamaannya menggunakan akhiran kata
–blastik. Berbagai kenampakan tekstur batuan metamorf dapat dilihat pada Gambar
3.13.
a. Tekstur Porfiroblastik: sama dengan tekstur
porfiritik (batuan beku), hanya kristal besarnya disebut porfiroblast.
b. Tekstur Granoblastik: tekstur yang memperlihatkan
butir-butir mineral seragam.
c. Tekstur Lepidoblastik: tekstur yang memperlihatkan
susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.
d. Tekstur Nematoblastik: tekstur yang memperlihatkan
adanya mineral-mineral prismatik yang sejajar dan terarah.
e. Tekstur Idioblastik: tekstur yang memperlihatkan
mineral-mineral berbentuk euhedral.
f. Tekstur Xenoblastik: sama dengan tekstur
idoblastik, namun mineralnya berbentuk anhedral.
Palimpset
Tekstur batuan metamorf yang dicirikan
dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati. Dalam penamaannya
menggunakan awalan kata –blasto.
a. Tekstur Blastoporfiritik: tekstur yang memperlihatkan
batuan asal yang porfiritik.
b. Tekstur Blastopsefit: tekstur yang memperlihatkan
batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir.
c. Tekstur Blastopsamit: sama dengan tekstur
blastopsefit, hanya ukuran butirnya sama dengan pasir.
d. Tekstur Blastopellit: tekstur yang memperlihatkan
batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lempung.
Mineral Penyusun
(1) mineral stress - mineral yang stabil dalam
kondisi tekanan, dapat berbentuk pipih/tabular, prismatik dan tumbuh tegak
lurus terhadap arah gaya/stress meliputi: mika, tremolit-aktinolit, hornblende,
serpentin, silimanit, kianit, seolit, glaukopan, klorit, epidot, staurolit dan
antolit.
(2) mineral anti stress - mineral yang
terbentuk dalam kondisi tekanan, biasanya berbentuk equidimensional, meliputi:
kuarsa, felspar, garnet, kalsit dan kordierit.
Jenis
Batuan
Amphibolit:
Batuan yang berbutir sedang sampai kasar komposisi utamanya adalah ampibol
(biasanya hornblende) dan plagioklas.
Eclogit:
Batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah piroksin klino ompasit tanpa
plagioklas felspar (sodium dan diopsit kaya alumina) dan garnet kaya pyrop.
Eclogit mempunyai komposisi kimia seperti basal, tetapi mengandung fase yang
lebih berat. Beberapa eclogit berasal dari batuan beku.
Granulit:
Batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama kuarsa, felspar,
sedikit garnet dan piroksin) mempunyai tekstur granoblastik. Perkembangan
struktur gnessiknya lemah mungkin terdiri dari lensa-lensa datar kuarsa
dan/atau felspar.
Hornfels:
Berbutir halus, batuan metamorfisme thermal terdiri dari butiran-butiran yang
equidimensional dalam orientasi acak. Beberapa porphiroblast atau sisa fenokris
mungkin ada. Butiran-butiran kasar yang sama disebutgranofels.
Milonit:
Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh pembutiran atau
aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin menjadi protomilonit,
milonit, atau ultramilomit, tergantung atas jumlah dari fragmen yang tersisa.
Bilamana batuan mempunyai skistosity dengan kilap permukaan sutera,
rekristralisasi mika, batuannya disebutphilonit.
Serpentinit:
Batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral dari kelompok
serpentin. Mineral asesori meliputi klorit, talk, dan karbonat. Serpentinit dihasilkan
dari alterasi mineral silikat feromagnesium yang terlebih dahulu ada, seperti
olivin dan piroksen.
Skarn:
Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral
kapur-silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena
perubahan komposisi batuan penutup (country
rock) pada kontak batuan beku.